Minggu, 24 April 2016

Pengaruh Translasi terhadap Lporan Keuangan

Di susun oleh :
Iqbal Bayhaqi (23212765)
Indra Mulya Cipta (32312701)
4EB13



A.      Latar Belakang dan Terminologi
Di era globalisasi sekarang ini, transaksi bisnis dengan menggunakan mata uang asing bukanlah sesuatu yang aneh, apalagi bagi perusahaan yang memiliki anak perusahaan atau kantor cabang (operasional) di luar negri. Akan tetapi, hingga saat ini translasi laporan keuangan anak perusahaan yang menggunakan mata uang asing masih merupakan tantangan tersendiri bagi sebagian akuntan dan orang accounting pada umumnya. Terlebih-lebih setelah diberlakukannya IFRS.
Perusahaan   dengan   operasi   luar   negeri   yang   signifikan   menyusun   laporankeuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkanpemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri.Untuk   mencapai   hal   ini,   laporan   keuangan   anak   perusahaan   luar   negeri   yangberdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporaninduk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang kemata uang lainnya disebut sebagai translasi.
Translasi mata uang asing adalah proses informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan. Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Translasi tidak harus dibuat oleh perusahaan induk, anak perusahaan dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan mata uang yang digunakan perusahaan induk.  Namun apabila perusahaan tersebut merupakan perusahaan tunggal (tidak memiliki anak perusahaan) maka perusahaan tersebut harus mengkonversi nilai nominal atas transaksi – transaksi dengan metode translasi yang berbeda
Berbeda dengan konversi antar mata uang asing yang memiliki pengertian pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik, translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait. Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward atau pasar swap.
Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan pada saham nasional dan espektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya, kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung. Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan dating. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot atau sebagai tingkat pasar forward. Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan atau penjualan forward yang simultan atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.

B.      Alasan Translasi
Dalam hal ini terdapat beberapa alasan mengapa dilakukan translasi mata uang asing, diantaranya :
1.       Perusahaan dengan kegiatan operasional di luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang informasi laporan kepada  pembaca mengenai operasional perusahaan secara global sehingga diperlukan adanya penyamaan mata uang.
2.       Berkomunikasi dengan peminat saham asing. Perusahaan yang melakukan translasi merupakan perusahaan yang dalam bentuk usaha terbuka sehingga laporan keungan dapat dibaca oleh masyarakat umum dengan mudah , sehingga dengan laporan keuangan yang sudah dikonversikan maka akan merangsang investor untuk menanam saham pada perusahaan.
3.       Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
4.       Mencatat transaksi mata uang asing.
5.       Melaporkan hasil operasi independen di luar negri.
6.       Melaporkan aktivitas cabang internasional dan anak perusahaan.

C.      Metode Translasi 
Dalam  translasi mata uang asing terdapat beberapa metode yang digunakan, diantaranya :
1.       Metode Kurs Tunggal
Metode ini digunakan untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik dengan satu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini atau kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar yang umumnya digunakan dengan rata-rata tertimbang   kurs   nilai   tukar   yang   tepat   untuk   periode   tersebut. Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi.
2.       Metode Kurs Berganda
Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi, diantaranya
1)      Metode Moneter dan Non Moneter
Aset dan kewajiban moneter (kas,piutang & utang) ditranslasi memakai kurs berlaku
Unsur NON moneter (aset tetap,investasi jk.pjg & persediaan, ditranslasi menggunakan kurs historis). metode moniter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
2)      Metode Temporal
Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu  proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur. Metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran.

D.      Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing
1.       Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak  perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing.
2.       Pengangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
3.       Penangguhan parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4.       Tidak ditangguhkan  
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestik dan harus diakui

E.       GAMBARAN STANDAR NO.52 DAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL 21
1.       Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah :
a.       Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
b.      Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku  pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
c.       Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan  pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
2.       Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
a.       Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
b.      Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
c.       Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam  pendapatan lancar.
3.       Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs saat ini.
·         
F.       Perspektif Transaksi
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar baik stabil atau tidak dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
Sedangkan Pada transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.


  
Sumber :

Senin, 21 Maret 2016

Perbandingan Sistem Akuntansi Indonesia dengan Sistem Akuntansi Jerman

TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuZw2U4u86uV8azyBvpIS_mb9Fva7a8N_mD-W-mla8G8dcVvj8H5GHF4cMRf6UVuJF2JoTXqHmV5ErM9PQfWHRIVRADoRw9jM6I-R1Z1jl4_YYfrIOCgON68dqVkBjEfKmuet47mn_0XuM/s200/aaa.jpg

Nama Kelompok :
Indra Mulya Cipta (23212701)
Iqbal Bayhaqi        (23212765)
Imam Syahroni      (23212643)

Jl. Akses Kelapa Dua, Cimanggis 16951,
Telp (021) 8710561, 8727541


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Negara Jerman merupakan salah satu Negara yang mendominasi perkembangan Akuntansi Internasional saat ini . Negara Jerman merupakan  salah satu pendiri komite Standar Akuntansi Internasional atau International Accounting Standard Board (IASB) dan memiliki peranan penting dalam mengarahkan agenda IASB . Standar akuntansi di Jerman  bersumber dari The German Commercial Code. Comersial Code mengharuskan laporan segmen industrial dan geografi. Di Jerman, Suatu perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasi dan laporan manajemen tidak lebih dari 5 bulan.
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki perkembangan ekonomi pesat. Sistem Informasi Akuntansi di Indonesia sangat di butuhkan sebab Sistem Informasi Akuntansi memegang peran penting dalam suatu perusahaan untuk mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi di suatu perusahaan, menangani kegiatan oprasionalnya sehari-hari untuk menghasilkan informasi-informasi akuntansi serta informasi lainnya mengenali proses bisnis perusahaan yang diperlukan oleh manajemen dan pihak – pihak terkait lainnya sehubungan dengan pengembilan keputusan dan kebijakan lainnya.
Pada Makalah ini akan dibahas tentang Perbandingan Sistem Informasdi Akuntansi Indonesia dengan Sistem Informasi Akuntansi Jerman

BAB II
SEJARAH

2.1    Sistem Akuntansi Jerman
Negara Jerman adalah salah satu Negara yang mendominasi perkembangan Akuntansi Internasional saat ini. Negara Jerman merupakan salah satu pendiri Komite Standar Akuntansi Internasional atau International Accounting Standards Board (IASB) dan memiliki peran penting dalam mengarahkan agenda IASB. Negara-negara yang lainnya adalah Prancis, Jepang, Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat.  
Pada awal tahun 1970an, Uni Eropa mulai mengeluarkan direktif harmonisasi yang harus diadopsi oleh Negara-negara anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang keempat, ketujuh, dan kedelapan seluruhnya masuk ke dalam hukum Jerman melalui Undang-Undang Akuntansi Komprehensif yang diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985. Dua undang-undang baru diberlakukan pada tahun 1998, yang pertama menambah sebuah paragraf baru dalam buku ketiga Hukum Komersial Jerman sehingga memungkinkan perusahaan yang menerbitkan saham/utang pada sebuah pasar modal yang terorganisir untuk menggunakan prinsip akuntansi yang diterima secara internasional dalam laporan keuangan konsolidasi yang dibuatnya. Kedua, memperbolehkan pendirian organisasi sektor swasta untuk menetapkan standar akuntansi atas laporan keuangan konsolidasi. Hukum pajak secara garis besar menentukan akuntansi komersial. Prinsip penentuan (Massgeblichkeitsprinzip) menentukan bahwa laba kena pajak ditentukan oleh apa yang tercatat dalam catatan keuangan perusahaan.
         Undang-undang tentang pengendalian dan transparansi tahun 1998 memperkenalkan keharusan bagi kementrian kehakiman untuk mengakui badan swasta yang menetapkan standard nasional untuk memenuhi tujuan berikut :
a.       Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi
b.      Memberikan nasehat kepada kementrian kehakiman atas legislasi akuntansi yang baru
c.       Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional seperti IASB
Undang-undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus menentukan ketentuan akuntansi, auditing, dan pelaporan keuangan yang berbeda-beda menurut ukuran perusahaan, bukan menurut bentuk orgasisasi. Undang-undang Akuntansi 1985 secara khusus menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan, laporan manajemen, dan laporan auditor. Berdasarkan hukum komersial (HGB), metode pembelian/akuisisi adalah metode konsolidasi yang utama, meskipun penyatuan kepemilikan juga dapat diterapkan dalam kondisi yang terbatas. Dua bentuk metode pembelian yang diizinkan adalah metode nilai buku dan metode revaluasi. HGB tidak mengatur translasi mata uang asing dan perusahaan di Jerman menggunakan sejumlah metode. Perbedaan translasi diperlakukan dengan beberapa cara, akibatnya perhatian khusus harus diberikan terhadap catatan laporan keuangan di mana metode translasi mata uang asing harus dijelaskan

2.2    Sistem Akuntansi Indoensia
Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukii yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus 1997).
Akuntan publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor  di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995).
Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).

2.3     Contoh Perusahaan Jerman Yang Berada Di Indonesia
Perusahaan Jerman yang berada di Indonesia salah satunya adalah perusahaan Adidas Salomon yaitu sebuah perusahaan sepatu Jerman. Perusahaan ini dinamakan atas pendirinya, Adolf (Adi) Dassler, yang mulai memproduksi sepatu pada 1920-an di Herzogenaurach dekat Nuremberg . Rancangan baju dan sepatu perusahaan ini biasanya termasuk tiga strip paralel dengan warna yang sama, dan motif yang sama digunakan sebagai logo resmi adidas. Adidas adalah perusahaan pakaian olahraga terbesar di Eropa dan kedua terbesar di dunia setelah Nike.
Rudolf Dassler, adik Adi, mendirikan perusahaan saingan Puma.Pada Agustus 2005, adidas mengakuisi rivalnya, Reebok, dalam upaya memperketat persaingan dengan Nike.Selama lebih dari 80 tahun lamanya grup Adidas telah menjadi bagian dari dunia olahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta beragam aksesori pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grup Adidas telah mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga dan menawarkan portfolio yang begitu luas dari segi produk di seluruh dunia. Strategi grup Adidas sangatlah simpel: memperkuat bran secara terus menerus dan mengimprovisasi posisi kompetitif serta keuangan mereka. Aktivitas perusahaan dan lebih dari 150 cabangnya salah satunya berada di Indonesia.

BAB III
PERBANDINGAN SISTEM AKUNTANSI

3.1     Sistem Akuntansi Jerman
A.       Pengukuran Akuntansi
 Akuntansi keuangan di Jerman memiliki tiga dimensi yang secara signifikan membedakannya dengan sistem-sistem akuntansi nasional lain khususnya dengan sistem Inggris-Amerika. Pertama  dan yang paling berbeda, lingkungan Akuntansi Jerman telah berubah terus menerus dan mengagumkan sejak  akhir PD II. Karakteristik utama kedua dari Akuntansi Jerman adalah bahwa akuntansi jerman berada dibawah hukum pajak.
 Jerman merupakan salah satu pengikut setiap prinsip biaya historis di dunia. Kaitan langsung system akuntansi dengan aturan-aturan perpajakan menjelaskan lebih jauh dominasi pengukuran biaya histories.
Aturan-aturan kapitalisasi sangat spesifis. Biaya memulai atau biaya ekspansi bisnis boleh dikapitalisasi, sedangkan biaya untuk mendapatkan modal ekuitas atau aset-aset tak berwujud yang tidak diperoleh dalam transaksi pertuakaran tidak boleh dimasukkan dalam neraca. Hukum pajak menghendaki agar goodwill yang diperoleh dikapitalisasi dan diamortisasikan selama periode lima belas tahun.
B.        Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Jerman cukup luas tetapi dilihat dari standar Inggris-Amerika mempunyai nilai informasi yang terbatas. Kondisi ini muncul terutama dari fakta bahwa aturan-aturan akuntansi pajak mendominasi sebagian besar akuntansi keuangan.
Laporan arus kas tidak diwajibkan tetapi disediakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Persyaratan-persyratan pelaporan keuangan Jerman menetapkn teknik-teknik konsolidasi yang sama dengan kebiasaan Inggris-Amerika. Undang-undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus menentukan isi dan bentuk laporan keuangan:
1.      Neraca
2.      Laporan Laba Rugi
3.      Catatan atas Laporan Keuangan
4.      Laporan Manajemen
5.      Laporan Auditor

C.        Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan
Aktivitas ini tidak terdapat di Jerman seperti yang dimengerti dalam Negara-negara bahasa Inggris. German Institute terutama berurusan dengan penyusunan standar-standar auditing, namun GI juga mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi dan interpretasi-interpretasi atas persoalan-persoalan akuntansi keuangan. Rekomendasi dan interpretasi ini tidak mengikat bagi anggota-anggota GI dan pembuat laporan keuangan.

3.2     Sistem Akuntansi Indonesia
A.       Regulasi dan Pembinaan Akuntansi
Pengaturan akuntansi di Indonesia oleh ikatan akuntan Indonesia (IAI) dibawah pengawasan departenen keuangan IAI membawahi institute akuntan public Indonesia menyusun standar akuntansi keuangan (SAK) dan standar professional akuntan public (SPAP). IAI dibentuk pada 23 desember 1957. Pada tahun 1972 IAI bekerjasama dengan badan Pembina pasar uang dan modal membentuk panitia penghimpun bahan-bahan dan struktur GAAP  dan struktur GAAS. Pada tahun 1994, IAI mengadopsi standar IASC yang dituangkan dalam PSAK yang berlaku 1 januari 1995. IAI juga menjadi anggota International Federation Accountant (IFAC). 
Sebagai anggota IFAC, IAI berkewajiban (1) Mengajak pemerinta dan badan penyusun standar agar laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan mematuhi International Accounting Financial Reporting (IFRS). (2) Mengajak badan pasar modal, industry dan masyarakat bisnis agar menerbitkan laporan keuanganmenurut IFRS dan mengungkapkan fakta dari setiap kepatuhannya. (3) membantu pengembangan pengakuan IFRS secara internasional. (4) Memonitor kepatuhan terhadap IFRS melalui penelaahan quality insurance yang ditetapkan SMO (statement of membership).
Realisasi kewajiban IAI sebagai anggota IFAC mengenai penerapan IFRS di Indonesia diharapkan terjadi pada tahun 2008. Saat ini IAI memiliki 59 SAK diantaranya dirujuk dari IAS 28 standar, diciptakan sendiri 11 standar dan dari FASB 17 standar, 2 Accounting Priciples Board Opinion dan 1 buletin. 

B.        Komponen-komponen pelaporan
1.      Neraca
2.      Perhitungan laba/rugi
3.      Laporan arus kas
4.      Laporan perubahan ekuitas
5.      Catatan pada laporan keuangan

C.        Konsep Matching
Penggabungan usaha menggunakan motede penyatuan kepentingan atau pooling of interest dan metode pembelian (purchase) Goodwill yang timbul akibat akuisisi dikapitalisasi dan diamortisasi dalam 5 tahun paling lama 20 tahun. Jumlah nilai buku yang melampaui nilai wajarnya dibebankan ke laba atau Earning Joint venture menggunakan metode ekuitas.

KESIMPULAN

Sistem Akuntansi Jerman dengan Sistem Akuntansi Indonesia sangat berbeda, dapat terlihat pada pelaporan keuangan Jerman yang secara khusus menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi :
1.      Neraca.
2.      Laporan Laba/Rugi.
3.      Laporan Manajemen.
4.      Catatan atas laporan keuangan.
5.      Laporan auditor.
Sedangkan bentuk pelaporan keuangan Indonesia meliputi :
1.      Neraca
2.      Laporan Laba/rugi
3.      Perubahan modal
4.      Laporan perubahan ekuitas
5.      Catatan pada pelaporan keuangan


DAFTAR PUSTAKA


Senin, 25 Januari 2016

Surat Menyurat Curiculum Vitae (CV)

Surat menyurat
- Arti dan fungsi :
Surat adalah alat komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan di atas lembaran kertas yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu hingga di zaman serba modern ini, manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari kepentingan manusia lainnya baik yang berada di sekitarnya maupun di tempat yang berjauhan.
Fungsi Surat
Tidak sedikit orang yang belum mengerti tentang apa sebenarnya fungsi surat itu. Ada beberapa fungsi surat yang diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Sebagai alat komunikasi
b.      Sebagai wakil atau duta
c.       Sebagai bahan bukti
d.      Sebagai pedoman untuk mengambil keputusan lebih lanjut
e.       bebagai alat untuk memperpendek jarak, menghemat tenaga dan waktu
f.       Sebagai alat ingat (pengingat)
g.      Sebagai bukti sejarah dan kegiatan
- Syarat dan Ketentuan Penulisan Surat.
Ada beberapa syarat dan ketentuan dalam menulis surat yang baik dan benar. Syarat dan ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Menetapkan lebih dahulu maksud surat yaitu pokok pembicaraan yang ingin disampaikan kepada penerima surat, apakah itu berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan laporan atau hal lain. Tentunya disesuaikan dengan Jenis Surat yang kita ingin tulis.
2.      Menetapkan urutan masalah yang akan dituliskan.
3.      Merumuskan pokok pembicaraan satu persatu, runtun, logis dan teratur.
4.      Menggunakan kalimat efektif.
·      Sederhana : bersahaja, lugas, mudah, tidak berbelit-belit kata maupun kalimat. Menggunakan kata-kata yanb biasa dan lazim.
·      Ringkas : tegas dan mudah dipahami.
·      Jelas : tidak samar-samar, tidak meragukan, tidak taksa, tidak menimbulkan salah paham.
·      Sopan : menggunakan kata-kata yang sopan atau halus dan kata-kata resmi (bukan kata sehari-hari)
·      Menarik : membangkitkan perhatian, tidak membosankan. Bisa dengan variasi kalimat, gaya bahasa.
5.      Menghindarkan sejauh mungkin penggunaan singkatan kata atau akronim, apa lagi singkaan yang tidak biasa atau singkatan buatan sendiri.
6.      Memperhatikan dan menguasai Format atau Bentuk Surat.
7.      Memperhatikan dan menguasai penulisan Bagian-Bagian Surat.
8.      Penulisan atau pengetikan yang betul, jelas, bersih dan rapi.
9.      Memperhatikan ukuran, jenis dan warna kertas.
·      Ukuran : Kwarto (21x29 cm)
·      Jenis : HVS untuk lembar asli, kertas tembus atau doorslag untuk tembusan.
·      Warna : Putih (hvs) untuk lembar asli; kuning (doorslag) untuk perbal; biru muda (doorslag) untuk tembusan intern; merah muda (hvs) untuk surat rahasia.
10.  Isi surat ringkas, jelas, akurat dan eskplisit.
11.  Menggunakan bahasa baku.

- Bagian-bagian surat yang saya akan uraikan di bawah ini merupakan bagian-bagian surat resmi, bagian-bagian surat resmi tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Kepala Surat/ Kop Surat
Kepala surat atau yang bisa juga disebut dengan kop surat merupakan bagian teratas dalam sebuah surat. Fungsi penyertaan kepala surat tersebut tidak terlepas dari pemberian informasi mengenai nama, alamat, kegiatan dari lembaga tersebut serta juga bisa menjadi alat promosi. Bagian surat yang pertama ini berisi:
Ø  Logo atau lambang dari sebuah instansi, lembaga, perusahaan atau organisasi,
Ø  Nama instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
Ø  Alamat instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
Ø  Nomor telepon, kode pos, alamat email atau alamat web.
Biasanya setelah penulisan kepala surat atau kop surat terdapat sebuah garis horizontal pemisah yang memisahkan antara kepala surat dengan bagian-bagian surat yang lain seperti tempat dan tanggal pembuatan.
2. Tempat dan Tanggal Surat
Pencantuman tempat dan tanggal surat tersendiri ditujukan untuk memberikan informasi mengenai tempat dan tanggal penulisan surat tersebut. Untuk tempat biasanya tidak dicantumkan kembali jika tempat sudah ditulis di kepala surat yang berupa alamat instansi. Tapi bagi surat bukan resmi yang tidak memiliki kepala surat, wajib menuliskan tempat di bagian surat ke 2 ini.
3. Nomor Surat
Sebuah surat resmi yang mewakili sebuah lembaga, instansi, perusahaan atau organisasi biasanya menggunakan penomoran terhadap surat yang dikeluarkan atau yang diterima. Nomor surat biasanya meliputi nomor urut penulisan surat, kode surat, tanggal, bulan dan tahun penulisan surat. Penomoran surat tersebut berfungsi untuk :
Ø  Memudahkan pengaturan, baik untuk penyimpanan maupun penemuannya kembali apabila diperlukan
Ø  Mengetahui jumlah surat yang diterima dan yang dikeluarkan oleh organisasi, lembaga atau perusahaan
Ø  Memudahkan pengklasifikasian surat berdasarkan isinya
Ø  Penunjukan secara akurat sumber dalam hubungan surat menyurat.
4. Lampiran
Bagian lampiran merupakan bagian penjelas yang menginformasikan bahwa ada sejumlah berkas atau dokumen yang disertakan dalam surat tersebut. Jika tidak terdapat berkas atau dokumen yang dilampirkan, maka bagian lampiran bisa ditiadakan.
5. Hal
Pada bagian surat ke lima ini berisi hal atau perihal. Hal berfungsi memberikan petunjuk bagi pembaca mengenai pokok isi surat tersebut.

Contoh Surat Lamaran Kerja 1
Hal : Lamaran pekerjaan
Kepada Yth.,
Bpk/Ibu Personalia 
PT. Lentera Jaya Bagus
Jl. Panglima Cahaya Utama No. 30
Bogor

Dengan hormat,
Sesuai dengan informasi adanya lowongan pekerjaan dari PT. Lentera Jaya Bagus yang saya dapatkan dari harian Radar Bogor pada tanggal 10 September 2015. Saya bermaksud untuk melamar pekerjaan dan bergabung ke perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Adapun bagian pekerjaan yang saya maksudkan adalah bagian Marketing dengan kode (MG) di perusahaan PT. Lentera Jaya Bagus.

Berikut ini adalah biodata singkat saya
Nama                         : Supardi Ayaka Misazaki
Tempat / tgl. lahir      : Tokyo, 14 Juni 1994
Pendidikan Terakhir  : S1 Manajemen Informatika
Alamat                       : Jl. Nakazawo Cifor No. 16, Bogor
Telepon (HP)             : 085678566787653
Dan pada saat ini saya dalam keadaan yang sehat, baik jasmani maupun rohani. Selain itu kemampuan berbahasa Inggris saya sangat fasih. Kejujuran selalu saya utamakan dalam bekerja, dan latar belakang pendidikan saya cukup memuaskan, dan saya juga dapat mengoperasikan beberapa software komputer dengan baik, seperti Lotus Spreedsheet, MS Office Word, Excell, Access dan beberapa macam software perkantoran lainnya.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan beberapa data, antara lain :
Daftar Riwayat Hidup
Foto Copy Ijazah S1
Foto Copy Transkrip Nilai
Foto copy Sertifikat Kursus dan Pelatihan
Foto 3x4 yang terbaru
Kesempatan wawancara dari Bapak/Ibu Personalia sangat saya harapkan agar saya dapat menjelaskan lebih detail lagi mengenai potensi dan kemampuan saya yang bisa berguna untuk perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin saat ini.
Demikian surat lamaran kerja ini saya informasikan, terima kasih atas kerjasama dan perhatian Bapak/Ibu Personalia.
Hormat Saya,

Supardi Ayaka Misazaki

Curriculum vitae (cv) daftar riwayat hidup :
1. Manfaat Curiculum Vitae

Manfaat curiculum vitae adalah menjelaskan keterangan diri, informasi diri, data diri dan sebagainya. Dengan CV, setiap orang yang membaca dan memeriksa CV seseorang akan dapat mengetahui dan menelaah setiap orang dari informasi diri yang telah diberikan, serta dapat memberikan gambaran seseorang melalui kegiatan – kegiatan atau dari spesifikasinya dalam pendidikan dan berorganisasi. Dengan kata lain manfaat CV menjelaskan kriteria diri dalam bentuk teks.
2. Susunan Curiculum Vitae
1. Data Pribadi
Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor telepon dan identitas pribadi lainnya.
2. Pendidikan
Bagian ini menjelaskan latar belakang pendidikan dan berhubungan dengan pekerjaan yang dituju. Pada umumnya, banyak yang  membuat CV menjelaskan dari TK (Pendidikan paling dasar), SD, SMP sampai perguruan tinggi (Pendidikan terakhir).
3. Pengalaman Kerja
Bagian ini adalah bagian yang paling dilihat oleh perekrut kerja. Pengalaman kerja memberikan gambaran apakah seorang kandidat sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas. Rekruter juga bisa menentukan apakah kandidat dapat segera menyesuaikan diri di organisasi yang baru atau apakah dia butuh penyesuaian yang panjang.
4. Skill Yang Dimiliki
Seharusnya pada bagian ini perlu dijelaskan dalam CV skill apa saja yang telah dimiliki sebagai proses belajar maupun pengalaman dari pekerjaan sebelumnya. Dan dibuat dalam bentuk yang meyakinkan dan informatif.
5. Training Yang Pernah Diikuti
Untuk lebih meyakinkan lagi, perlu memasukkan daftar training yang pernah diikuti sebelumnya untuk memberi gambaran sejauh mana pemilik CV telah berkembang dan wawasan apa saja yang sudah dimiliki.
6. Prestasi
Ini adalah bagian yang penting disamping pengalaman kerja yang menjelaskan keunikan, kelebihan dan presetasi sebagai individu sekaligus pencapaian di bidang tertentu.
7. Kegiatan Ekstrakurikuler/Kemasyarakatan
Selain hal-hal yang berhubungan langsung dengan pekerjaan. Pada CV juga perlu memberikan sedikit gambaran kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Ini akan menunjukkan bahwa pemilik CV bisa membagi waktu dan memiliki hubungan sosial yang lebih luas, tidak hanya sebatas di lingkungan pekerjaan.

3. Isi Curiculum Vitae
Data Pribadi
Nama                                 : Almira Natasya Sabrina
Tempat, Tanggal Lahir      : Jakarta, 5 Agustus 1984
Jenis Kelamin                    : Perempuan
Agama                               : Islam
Kewarganegaraan              : Indonesia
Alamat                               : Jl. Gunung Batu No. 20 16970
Telepon                              : 0251-1111111 (Rumah)
                                             021-54xxxxx (Kantor)
                                             0851712xxxxx (HP)

Latar belakang Pendidikan
Formal
1991 – 1994        : SMP Negeri 7 Bogor
1994 – 1997        : SMAN 1 Bogor
1997 – 2001        : Sekolah Tinggi Administrasi Indonesia, Jakarta
Non Formal
1994 – 1996        : Kursus Komputer di IT Dinamika Solutions, Jakarta
1996 – 1997        : Kursus Bahasa Inggris di EF Course, Jakarta
2003 – 2003        : Kursus Pajak (Brevet A & B)

Kemampuan
1.      Kemampuan Akuntansi dan Administrasi (Accounting & Administration Skills) Journal printing & Calculation, Ledger, Project Data Updating, Teller, Salary Calculation, Petty Cash Payroll & Calculation, Inventory Controls)
2.      Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, MS Access, MS Outlook dan Internet)
3.      Sistem Perpajakan

Pengalaman Kerja
1. Praktek Kerja Lapangan:
Praktek Kerja di PT. Ajudan Nusantara, Jakarta
Periode : Mei 1997 - Agustus 1997
Tujuan : Persyaratan kelulusan SMEA 804 Jakarta
Posisi : Operator Administrasi
Rincian Pekerjaan:
- Mengupdate data konsumen
- Mengatur jadwal pertemuan dengan konsumen
- Menyiapkan surat-surat pernawaran untuk konsumen
- Menyiapkan tagihan

2. Bekerja di PT. Laksana Smansa Jaya, Jakarta
Periode : Juni 2002 - Juli 2005
Status : Karyawan Tetap
Posisi : Staf bagian Finance
Rincian pekerjaan :
- Mengelola kas kecil perusahaan.
- Melakukan surat menyurat untuk bisnis yang dijalani perusahaan.
- Mengontrol persediaan peralatan kantor.
- Menerbitkan dan menerima faktur dari pemasok.
- Penggajian (payroll).

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hormat Saya,

Almira Natasya Sabrina



Sumber :